Sarang Cham Apuda

sarang cham apeuda neomu ahpeuda

swimeobsi nal utkehago ggeuteobsi nareul ulrinta

________

Matanya terpejam. Meresapi suara yang mengalun lewat earphonenya. 1 minggu telah ia lewati tanpa kehadiran pemilik suara itu. 1 minggu terlama sejak kehadiran pemilk suara itu. Dadanya sesak, dadanya seperti kehilangan satu unsur terpentingnya. Unsur yang menghilang seiring ketidakhadiran seseorang. Udaranya, oksigennya. Orang yang dicintainya lebih dari 2 tahun.

Ia memejamkan mata, seraya mencoba menahan tangis yang hendak menyeruak. Ia lalu bergelung mengambil posisi janin sambil memeluk bantal, menenggelamkan wajahnya ke bantal seraya menghirup napas dalam-dalam. Hidungnya menangkap bau yang ia kenal. Orang yang ia rindu memang terbiasa memakai bantal yang ia peluk ketika datang ke apartemennya. Orang yang selalu memberikan semangat walaupun sedang kecapekan. Orang yang selalu mengingatkannya ketika ia melupakan keadaan sekitar. Orang yang selalu siap membantunya berdiri ketika ia ‘jatuh’, dan orang yang selalu membuatnya tersenyum dengan tingkahnya yang konyol.

Bau ini menenangkan sekaligus menyesakkan. Membawanya kembali kemasa orang yang ia rindu masih berada disampingnya. Tanpa sadar,kegelapan menyelimutinya. Membawanya ketempat yang dingin. Tempat dimana ia tidak mengingat masalahnya ini.
______

Geurim-ah… Apa salahku? Tiba-tiba kau menghilang dari kehidupanku. Tidak dapat dihubungi, kenapa Geurim-ah?

Seorang laki-laki berdiri di depan pintu apartemen. Saat ini jam menunjukkan pukul 11 malam. Ia lelah, tetapi ia harus tahu apa penyebab kekasihnya menghilang.  Ia memaklumi kalau itu hanya 1-2 hari, karena kekasihnya memang sering menghilang ketika tugas kuliah memaksa untuk melupakan keadaan sekitar.  Tetapi ini 1 minggu, cukup membuat batinnya tersiksa. Membuatnya hampir gila karena rasa khawatir.

Jarinya hendak menekan tombol password, namun ia terdiam. Ragu menyergapnya, apakah Geurim-nya mengizinkannya masuk? Memperbolehkannya bertindak seperti pencuri yang membuka rumah orang tanpa diundang seperti ini?

Ya! Pasti boleh. Ia yakin kekasihnya pasti punya alasan mengapa ia menghilang seperti ini, dan ia harus tahu! Jarinya bergerak cepat menekan password yang membuka pintu apartemen kekasihnya. Terdengar bunyi kunci terbuka. Ia merasa lega, karena passwordnya belum diganti. Dengan hati-hati, ia menyelinap masuk. Bergerak perlahan karena ia tidak ingin mengagetkan kekasihnya.

Sesampainya diruang tamu, ia tertegun. Kapan terakhir kali ia melihat ruang tamu apartemen kekasihnya seberantakan ini? Tidak, ini tidak berantakan. Hanya… Penuh kertas bergambar, sketsa satu orang yang sangat ia kenal, tersebar dipenjuru ruangan. Dirinya, dengan berbagai pose yang ia yakin diambil dari memori yang tertinggal di ingatan kekasihnya.  Ia membungkuk, mengambil sebuah sketsa. Sketsa dirinya sedang tersenyum dan menyodorkan bunga. Ia mengingat, ini ketika ulang tahun kekasihnya. Yang menyesakkan, kekasihnya dengan cermat mengingat apa yang ia kenakan hingga ke aksesoris yang ia pakai. Yang bahkan Ia sendiri hampir lupa dengan pakaian yang ia kenakan hari itu. Ia mengalihkan pandangannya ke depan, kearah pintu kamar. Ia yakin kekasihnya sedang berada di tempat itu. Perlahan sambil menghindari menginjak sketsa yang bertebaran, Ia berjalan dan membuka pintu kamar. Keadaan ruangan itu sama seperti ruangan sebelumnya. Berantakan dengan kertas-kertas penuh sketsa. Tapi pandangannya tertuju kepada sosok yang bergelung di tempat tidur. Ia menghampiri sosok itu.

Kekasihnya, dengan bantal menutupi wajah. Tetapi ia yakin kalau orang dihadapannya itu sedang tertidur, terlihat dari napasnya yang teratur. Dengan perlahan ia menggeser bantal yang menutup wajah kekasihnya. Ia tertegun.

Bekas air mata? Mengapa? Seketika hati kecilnya berteriak, menyuruhnya membangunkan sosok rapuh dihadapannya. Menyuruhnya bertanya kesalahan apa yang ia buat hingga kekasihnya seperti ini? Tetapi tidak. Ia tidak ingin membangunkan kekasihnya. Ia hanya ingin menemukan sebuah lubang dan terjun ke dalamnya. Mengubur dirinya serta kesalahan yang ia perbuat hingga membuat orang yang dicintainya seperti ini.

Ia meletakkan kertas yang ia bawa di meja dekat tempat tidur Geurim, ia meraih pensil didekatnya lalu menggoreskan beberapa kata dibawah sketsa dirinya. Selesai menulis, ia menengok kearah kekasihnya. ia berjalan mendekat dan menunduk. Mencium kening kekasihnya dan kelopak matanya, membawa rasa air mata dan kepedihan kekasihnya ke bibirnya. Sejenak, ia tatap wajah yang ia rindukan selama satu minggu itu, lalu ia berjalan mundur dan pergi dari apartemen kekasihnya. Berharap ketika kekasihnya membuka mata, kekasihnya akan membaca pesannya. Dan memaafkannya.

Saranghaeyo Kim Geurim

5 thoughts on “Sarang Cham Apuda

  1. rarakim says:

    T_______T
    Pendeskripsiannya bagus banget :3
    Ternyata semua pihak menderita, g cuma salah satu T__T

    /sigh
    kapan bikin yg happy ending nih? =.=

  2. CoFFiee~ says:

    =,=’
    ini cara penceritaannya oke bangetttt!!! ^^b
    aku jadi berasa ada diantara tumpukan kertas itu

    T.T
    ya ampyuuunnn~~
    Ini, kenapa pada maen gengsi-gengsian sih??
    udah baikan aja!! *demo*

  3. ga bisakah saya membaca geurim dan yesung bahagia??? *ngesot*
    ini oke sekali loh…tp ingatlah bahwa apa yg dibaca org bakal mempengaruhi perasaanny, makany sekali2 bikin yg bahagia biar readers jg bahagia ^^
    thumbs up!

  4. hyukkie says:

    T.T dapet banget feelnya.singkat,padet,nyesek

  5. LJK~ says:

    huaaa
    sedih sediih

Leave a comment